Di sebuah kafe kecil di Kecamatan Taktakan, Kota Serang—tempat aroma kopi dan angin sore bertukar sapa—sekelompok manusia tengah merawat sejarah. Hari itu, Minggu, 6 April 2025, Caf Umakite menjadi ruang percakapan tentang masa lalu dan masa depan.
Di situlah para penggagas peringatan lima abad Kesultanan Banten kembali menyulam benang-benang warisan yang nyaris lapuk, namun belum usang.
Drs. KH Makmun Muzakki, tokoh sepuh yang tutur katanya mengalir seperti kidung di surau tua, membuka rapat dengan nada tenang namun penuh makna.
Ia memaparkan garis besar rencana besar itu—sebuah seremoni sejarah yang akan memanggil kembali semangat para sultan, ulama, dan pejuang dari abad ke-16.
Dukungan dari para dermawan telah mulai terhimpun, tetapi Makmun tahu benar: raga perayaan sebesar ini butuh lebih dari sekadar semangat. Ia butuh tiang-tiang logistik, pondasi finansial, dan atap dukungan dari negara serta dunia usaha.
“Tanpa bantuan semua pihak, panggung sejarah ini bisa runtuh sebelum dibangun,” ujarnya, pelan namun tajam seperti mata keris.
Sementara itu, Andi Suhud, sekretaris panitia, mengambil alih narasi dengan kecermatan seorang juru tulis kerajaan. Ia menjawab kegelisahan publik—tentang siapa hadir, bagaimana bentuk acara, dan mengapa ini penting.
“Setiap hari kami berdialog, bukan hanya antar panitia, tapi juga dengan Maktab,” katanya.
“Kami sudah bersua dengan KH Ma’ruf Amin dan Abuya Muhtadi dari Cidahu. Ini bukan hanya seremoni, ini perjalanan spiritual dan sejarah.”
Sinergi dengan Maktab terus dijalin. Panitia merancang acara dengan ketelitian seorang arsitek yang membangun istana dari pasir waktu.
Mulai dari pengukuran lapangan, pendirian panggung, hingga detail kehadiran tokoh nasional—semuanya dibalut semangat membangkitkan kembali Banten sebagai poros peradaban.
Kamis malam nanti, 10 April 2025, langit Banten akan meminjamkan bintangnya untuk malam kemeriahan. Diharapkan, KH Ma’ruf Amin hadir untuk memberi restu, seraya menyalakan kembali obor keislaman yang dulu menyala dari Benteng Surosowan.
Lalu, pada Jumat, 11 April 2025, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir dalam puncak acara.
Lima abad bukan waktu yang pendek. Tapi sejarah bukan sekadar angka. Ia adalah gema dari masa lalu yang mengetuk pintu hari ini. Peringatan ini adalah upaya anak-anak Banten untuk tidak melupakan siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan ke mana arah mereka seharusnya berjalan.
Editor ; Mang Pram (Kompasiana) “Peringatan 5 Abad Kesultanan Banten, Presiden Prabowo Subianto Direncanakan Hadir”









