Cerita Aa Boxer Lahirkan Tarung Derajat di Lapangan Tegallega Bandung

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aa Boxer

Aa Boxer

Jauh sebelum Lapang Tegallega Bandung, ditata rapi seperti saat ini, lapangan tersebut digunakan warga Kota Bandung untuk beraktivitas khususnya anak-anak. Ada yang bermain sepakbola, voli hingga olahraga lainnya.

Di lapangan yang sama itulah Achmad Drajat atau karib disapa Aa Boxer bermain bersama teman-temannya. Di tempat itu juga, Aa Boxer membuat sebuah aliran seni bela diri dengan gerakan penuh teknik serta full body contact yang kini dinamai Tarung Derajat.

“Tarung Derajat didirikan Tahun 1972 di Bandung, tepatnya di Tegallega. Sebelum dinamai Tarung Derajat, sebelumnya dinamai bela diri Aa Boxer,” kata Aa Boxer

Pria yang lahir 18 Juli 1951 di Garut ini mengisahkan bahwa seni bela diri yang kini digandrungi banyak kalangan itu dibuat berdasarkan pengalaman hidupnya dari masa kecil hingga saat ini. “Pada intinya, Tarung Derajat ini lahir karena tiga hal, pertama imajinasi, kedua kreativitas dan ketiga keberanian moral,” ujarnya.

Putra pertama dari pasangan H Adang Latif dan Hj Mintarsih ini mengungkapkan, seni bela diri ini bisa berdiri karena suatu kreativitas dari imajinasi. Sebelum diciptakan menjadi seni bela diri, Aa Boxer tak pernah tahu apa itu bela diri.

“Yang jelas kita melalui kawan-kawan dekat pada masanya baik anak-anak maupun remaja kita belajar seperti umumnya permainan anak-anak, berkelahi seperti itu. Misalkan di lapangan, di lapangan itu bukan tempat main bola atau voli saja, tapi juga misalkan bermain perkelahi-kelahian, anak-anak suka main perang-perangan, ini benar-benar bermain dan berkelahi,” tutur Aa Boxer.

Kerap berkelahi dan menang, akhirnya Aa Boxer pun mengetahui cara bela diri dan tidak dikalahkan oleh lawan. “Dari hasil perkelahian anak-anak, singkat cerita saya menjadi pemenang terus di lingkungan itu, artinya bukan menang menjatuhkan lawan, saya misalkan kena pukul, kena tendang, berdarah, tapi tidak pernah emosi, tidak pernah ingin membalas,” ujar dia

“Karena sudah sering kena pukul, kena tendang, akhirnya jadi biasa. Nah dari kebiasaan itu, sekarang perkembangan tekniknya permainan berkelahi ini saya tidak pernah ikut menyerang, biar dia yang nyerang, dari situ terjawab sudah, susah mengalahkannya walaupun berdarah-darah, itu inti dari lahirnya bela diri Aa Boxer,” tutur Aa Boxer menambahkan.

Ajaran Aa Boxer
Dalam seni bela diri ini, Aa Boxer tak pernah mengajarkan muridnya mengajak orang berkelahi tanpa sebab, apalagi memanfaatkan keahliannya untuk kepentingan pribadi.

“Sampai detik ini kita tidak pernah layani lawan. Saya marah kalau dia punya musuh dilayani, musuh itu kan inginnya dilayani supaya bermusuhan, tapi tidak dilayani dalam arti kita gunakan taktik bukan teknik. Kita itu di sini adu ketahanan diri, bagaimana caranya dengan cara seperti yang kita lakukan dari pengalaman yang akhirnya seperti masa anak-anak dan remaja saya diterapkan. Akhirnya orang sekarang segan dengan Tarung Derajat dilawan pun percuma,” tutur Aa Boxer.

Dalam perkembangannya, Tarung Derajat sudah dikenal di seluruh Indonesia. Aa Boxer juga memiliki banyak murid yang kini menjelma menjadi pengajar guru di tempat pusat pelatihan Tarung Derajat di Indonesia.

Tarung Derajat juga saat ini sudah masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON). Selain itu, Tarung Derajat juga pernah masuk dalam ajang ekshibisi yang diikuti 48 atlet dari 8 negara di Sea Games 2011 Jakarta-Palembang.

(Dikutif dari Akun FB Farrel Derajat)

Baca Juga :  Dari 246 Desa Baru 11 Desa yang Tuntas Mendirikan Kopdes Merah Putih dan Diberi Legalitas

Berita Terkait

Duka Cita Mendalam Telah Wafat Direktur Utama Bank BJB, Yusuf Saadudin
Malam Ini Saksikan Pembukaan MTQ ke-XXXIX Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung
Akankah Gubernur Banten Mengikuti Langkah Tegas Gubernur Jabar tentang Larangan Meminta Sumbangan di Jalan Umum?
Jasad Kiai di Tasikmalaya Tak Membusuk setelah 13 Tahun, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Berita ini 28 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 12:35 WIB

Duka Cita Mendalam Telah Wafat Direktur Utama Bank BJB, Yusuf Saadudin

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:02 WIB

Cerita Aa Boxer Lahirkan Tarung Derajat di Lapangan Tegallega Bandung

Minggu, 15 Juni 2025 - 09:15 WIB

Malam Ini Saksikan Pembukaan MTQ ke-XXXIX Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung

Sabtu, 19 April 2025 - 10:18 WIB

Akankah Gubernur Banten Mengikuti Langkah Tegas Gubernur Jabar tentang Larangan Meminta Sumbangan di Jalan Umum?

Sabtu, 8 Maret 2025 - 19:45 WIB

Jasad Kiai di Tasikmalaya Tak Membusuk setelah 13 Tahun, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Berita Terbaru