BANTEN — Kantor Bahasa Provinsi Banten (KBPB) akhirnya memiliki gedung sendiri. Setelah tujuh kali berpindah-pindah tempat sejak 2010, kantor baru KBPB kini berdiri kokoh di Kampung Ciemas Blok Kibali, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
Gedung tiga lantai ini diresmikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, pada Senin, 30 Desember 2024.
“Gedung baru ini diharapkan menjadi pusat pelayanan kebahasaan di Banten yang mendukung pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra,” ucap Aminuddin Aziz saat peresmian.
Aminudin menegaskan pentingnya pemanfaatan gedung ini secara optimal. Ia mengimbau para pegawai KBPB untuk memaksimalkan fasilitas yang ada dan menghindari penggunaan lokasi lain, seperti hotel atau restoran, untuk kegiatan kantor.
“Jika gedung ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka keberadaannya menjadi sia-sia. Saya harap seluruh jajaran di bawah kepemimpinan Pak Asep dapat mengoptimalkan penggunaan gedung ini,” kata dia.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya dukungan dari Pemerintah Daerah dalam mendukung program-program yang dikelola oleh Kantor Bahasa Provinsi Banten.
“Kami telah merasakan kerja sama yang baik antara Kantor Bahasa Provinsi Banten, masyarakat, dan Pemerintah Daerah. Dengan gedung baru ini, saya yakin kolaborasi tersebut akan semakin meningkat,” ujarnya.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda menerangkan, gedung ini dirancang untuk mendukung layanan kepada masyarakat. Lantai pertama gedung dilengkapi ruang pentas, sedangkan lantai dua dan tiga menyediakan ruang perpustakaan, bengkel bahasa, bengkel sastra, ruang UKBI, aula, hingga ruang siniar.
“Dari total fasilitas yang tersedia, 65 persen di antaranya diprioritaskan untuk layanan publik,” katanya merinci.
Menurut Asep, dengan peresmian gedung baru ini, KBPB diharapkan semakin berperan aktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya melakukan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa serta sastra di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
“Kini, dengan gedung sendiri, kami dapat melaksanakan tugas lebih optimal, termasuk meningkatkan kolaborasi dengan komunitas bahasa dan sastra di Banten,” ujarnya.
Peresmian gedung ini juga diramaikan berbagai kegiatan kebahasaan, seperti peluncuran 80 buku cerita anak dwibahasa, gelar karya bahasa ibu yang menampilkan kolaborasi Wayang Nganjor Indonesia dengan juara Festival Tunas Bahasa Ibu, serta penyuluhan bahasa, sosialisasi UKBI, serta siniar kebahasaan.
(Red)









