KESEHATAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten menargetkan skrining Tuberkulosis (TBC) melalui fasilitas kesehatan sebanyak 60.000 orang di 44 puskesmas yang tersebar di daerah itu.
“Untuk tahun ini kurang lebih sekitar 60.000 orang ditargetkan skrining TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Achmad Muchlis di Tangerang, Jumat.
Ia mengatakan seiring dengan percepatan penemuan kasus TBC, diperlukan upaya khusus dalam penemuan pada populasi berisiko tinggi dengan skrining gejala TBC di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.
Skrining tuberkulosis harus digencarkan guna mewujudkan target nasional eliminasi TBC pada tahun 2030.
“Diharapkan beberapa tahun ke depan kita bisa eliminasi kasus TBC ini. Ke depan kita juga akan menginisiasi desa bebas TBC,” katanya.
Ia menerangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam menangani kasus TBC ini, yakni dengan cara berkolaborasi lintas sektor dan lintas program yang melibatkan organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, keluarga, dan individu yang dibutuhkan untuk meningkatkan penemuan dan penanganan kasus TBC.
Menurutnya, langkah tersebut dapat mewujudkan eliminasi kasus TB hingga terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih sehat dan terhindar dari penyakit menular itu.
“Jadi, harapannya ketika satu kontak, satu rumah dia TBC. Karena, minum obat TBC tuh nggak sebentar, 6 bulan paling cepat. Kita punya cukup lengkap, pemeriksaannya juga, laboratoriumnya lengkap di Puskesmas,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Muchlis mengatakan Dinkes Kabupaten Tangerang telah menggagas program satu desa bebas tuberkulosis (TBC) sebagai langkah dalam melindungi masyarakat.
Untuk tahap awal, lanjutnya, program desa bebas TBC ini akan dilakukan di Desa Taban, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, sebagai pilot project program tersebut.
“Rencananya minggu depan bikin pilot project satu desa bebas TBC di Desa Taban, Kecamatan Jambe,” tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya memilih Desa Taban sebagai pilot project, dengan alasan jumlah penduduknya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan desa lainnya yang ada di Kabupaten Tangerang.
Selama program itu dijalankan, jika hasil skrining di desa ditemukan adanya satu warga mengidap TBC, pihaknya tidak hanya mengobati terhadap orang itu, melainkan satu keluarganya.
Dia berharap langkah awal dari konsep program desa bebas TBC itu berhasil, dan ada desa lainnya yang bakal diterapkan pada tiap tahunnya.
“Jadi, kalau ini nanti berhasil, bisa direplikasikan ke desa-desa lain juga. Harapannya dalam beberapa tahun ke depan kita bisa eliminasi TBC di Kabupaten Tangerang,” kata dia.
(Source ; Koran Jakarta)









