Seratus hari pertama menjabat selalu menjadi sorotan tajam bagi setiap kepala daerah. Angka keramat ini bukan sekadar hitungan kalender semata, melainkan sebuah patokan tak resmi yang secara psikologis membentuk ekspektasi publik yang tinggi.
Apakah ini adalah awal dari perubahan besar yang dijanjikan, atau justru cerminan dari tantangan riil yang jauh lebih kompleks dari retorika kampanye yang membuai? Mari kita bedah lebih dalam.
Sensasi di Balik Angka “100” dan Godaan “Gebrakan” Begitu pelantikan usai, euforia sesaat mungkin menyelimuti. Namun, jarum jam terus berputar, dan publik yang kemarin terbuai janji-janji manis, kini mulai menagih. Ekspektasi tinggi inilah yang kemudian memicu para kepala daerah untuk berlomba-lomba membuat “gebrakan” demi memenuhi tuntutan publik.
“Program A akan selesai dalam 100 hari!” “Masyarakat akan merasakan langsung manfaatnya!” Kalimat-kalimat bombastis ini, yang dulu ampuh merebut suara, kini bisa menjadi bumerang. Kepala daerah seolah dituntut untuk mempersembahkan keajaiban dalam waktu singkat, demi memenuhi ekspektasi yang terbangun.
Di hari-hari awal, tak jarang kita melihat kepala daerah berlomba-lomba membuat “gebrakan”. Kebijakan kontroversial, proyek, atau bahkan sekadar sidak mendadak yang viral di media sosial, kerap menjadi headline berita. Tujuannya jelas untuk menunjukkan kinerja, membangun citra positif, dan meyakinkan publik bahwa mereka tidak salah pilih. Ini adalah masa di mana citra dan persepsi dibangun, seringkali di atas pondasi yang belum kokoh atau strategi jangka panjang yang matang.

Diketahui, Visi Bupati Tangerang Maesyal Rasyid dan Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah adalah “Kabupaten Tangerang yang sejahtera dan berdaya saing”
Untuk mewujudkan visi tersebut ada 5 (lima) misi yang disusun dalam berbagai program bertajuk ;
1. Tata Kelola Pemerintahan Sejahtera (PRIMA),
2. Perekonomian Sejahtera (Prospek),
3. Kesehatan Sejahtera (Tunas),
4. Pendidikan Sejahtera (Setara),
5. Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Sejahtera (Selaras).
Pada program Prospek akan berfokus pada pengoptimalan layanan publik di Kabupaten Tangerang.
“Fokusnya adalah, penyediaan Balai Latihan Kerja (BLK) Keliling serta pelatihan teknologi informasi dan bahasa,” papar Bupati Maesyal pada Debat Kedua Pilbup Tangerang 2024 yang digelar pada Minggu 10 November 2024 lalu.
Selain itu, pembangunan Mal Pelayanan Publik, hingga digitalisasi sistem layanan pemerintahan.
Lalu, pada program Setara, Maesyal-Intan akan mendukung penuh UMKM di Kabupaten Tangerang, serta meningkatkan pendapatan daerah melalui investasi dan aset, hingga memperhatikan masyarakat adat.
“Pembebasan PBB bagi rumah tinggal masyarakat miskin pedesaan dan lahan pertanian milik masyarakat adat,” tambah Maesyal.
Terkait program Tunas, Maesyal bersama Intan bakal memfokuskan terhadap penguatan layanan posyandu, optimalisasi sistem dokter keliling, penanganan gizi buruk, pengadaan ambulans untuk 246 desa dan 28 kelurahan, hingga pembangunan sarana sanitasi.
Adapun sektor pendidikan pada program Setara, Maesyal-Intan akan menambah ruang kelas dan membangun sekolah baru, serta jaminan sekolah SD dan SMP swasta gratis.

“Pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu berprestasi pada jenjang perguruan tinggi,” jelas calon Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah.
Terakhir, pada program Selaras Maesyal-Intan akan memperkuat ekowisata dan eduwisata, kemudian revitalisasi TPA dan TPST di Kabupaten Tangerang.
“Pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang pekalan kaki pada setiap kecamatan, terakhir pembangunan dan pengembangan area dan moda transportasi publik,” beber Intan.
“Visi misi dan program ini akan terselenggarakan dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, media, dan akademisi untuk menuju Kabupaten Tangerang yang lebih baik,” tutup Maesyal.

Dari ke-5 Program yang digaungkan Bupati Maesyal dan Wakil Bupati Intan pada saat masih menjadi calon yang disampaikan dengan lantang pada saat kampanye tentunya tak bisa diukur keberhasilannya hanya dalam kurun waktu 100 hari sejak dilantik pada 20 Februari 2025 lalu, namun publik masyarakat Kabupaten Tangerang juga berharap paling tidak ada sinyalemen yang sudah terwujud yang outputnya mampu merealisasikan Visinya.
(Redaksi TS)









