KABUPATEN TANGERANG — Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025. Presiden Prabowo menargetkan pembentukan 80.000 koperasi desa guna memperkuat ketahanan pangan nasional dan pemerataan ekonomi desa.
Informasinya, estimasi modal awal pembentukannya mencapai Rp210 triliun hingga Rp350 triliun dan setiap desa diperkirakan membutuhkan anggaran Rp3 miliar sampai Rp5 miliar per tahun, tergantung kondisi dan asesmen daerah.
Bupati Tangerang Maesyal Rasyid dalam acara Sosialisasi meminta Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sudah harus terbentuk dan beroperasi di seluruh desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Tangerang pada 12 Juli 2025 mendatang.
Bupati mengungkapkan target tersebut karena pada momen itu bertepatan dengan pencanangan yang akan dilakukan presiden Prabowo Subianto secara nasional.
“Dengan koperasi ini, kita ingin roda ekonomi desa bergerak lebih cepat dan mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian daerah dan nasional,” kata Maesyal dikutip, Selasa 29 April 2025.
Gaspolnya Pemkab Tangerang yang belakangan sporadis mendorong pembentukan Kopdes tersebut di 246 desa 28 kelurahan itu mendapat sorotan salah satu praktisi koperasi Sopyan Iskandar mantan Ketua Koperasi Karyawan Garuda (Kokarga) dan juga Pengurus Dekopin Pusat.
“Awas Pemkab Tangerang harus berhati-hati dalam mendorong pembentukan Kopdes jangan grasa grusu (terburu-buru) terkesan kejar tayang ingat masalah koperasi lama di desa seperti KUD itu harus menjadi catatan jangan sampai terulang lagi,” ujar Sopyan Iskandar melalui keterangan tertulisnya kepada Tim TS pada Selasa (13/05/2025).

Menurutnya, dorongan dari atas untuk pembentukan Kopdes harus disertai kesiapan SDM di desa kelurahan untuk menjadi Pengurus dan Pengawas dari sisi kemampuan skill usaha dan yang penting memiliki integritas baik sehingga dalam mengelola usaha-usahanya bisa berkembang.
“Persaingan usaha Kopdes menjadi tantangan bagi pengurus, misal akan membuka unit usaha Warung Sembako ya harus siap bersaing dengan Warung Madura yang sekarang banyak bertebaran dipelosok desa kelurahan. Jangan sampai modal pinjaman untuk usaha koperasi amblas dan menjadi masalah kedepannya,” kata Sopyan serius. (***)









